Kabupaten
Bekasi merupakan daerah urbanisasi dengan intensitas tinggi, yang ditandai
dengan tingginya penduduk pendatang (temporer) yang memenuhi ruang wilayah
Bekasi. Begitu pula pertumbuhan industri yang pesat yang ditandai dengan
banyaknya pembangunan pabrik berskala nasional, menjadikan Kabupaten Bekasi
sebagai daerah industri. Kabupaten Bekasi mempunyai karakteristik masyarakatnya
yang heterogen (terdiri dari orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga
bahasa).
Disinilah
perlunya kedisiplinan dalam berinteraksi sosial. Karena dengan sikap disiplin
maka peraturan-peraturan yang ada tidak akan terlanggar jauh dari yang sudah
ditetapkan.
Mari
kita telaah tentang arti disiplin, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa
disiplin merupakan perasaan masyarakat Bekasi yang taat dan patuh terhadap
nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pendisiplinan
adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar masyarakat
Bekasi memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa
jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman dimana
hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.
Disiplin diri merujuk pada
pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk
mengadopsi pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang
melakukan hal yang lain. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja tidak melakukan
sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya
untuk sesuatu yang ia inginkan dan menyumbangkan uang tersebut kepada
organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting.
Secara etimologi disiplin
berasal dari bahasa Latin yaitu “disibel” yang berarti Pengikut. Seiring dengan
perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang
artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Disiplin memerlukan
integritas emosi dalam mewujudakan keadaan. disiplin diri dapat bermula pada
suatu hal yang kecil, contoh : bagi pekerja yang mampu membagi waktu
kerjaannya, membagi waktu beribadah sehingga tak menimbulkan suatu pertabrakan
kegiatan pada waktu yang sama.
Nah,
dengan disiplin inilah, masyarakat Bekasi menjadikan disiplin sebagai modal
utama untuk meraih kemajuan, semua kejayaan dan kesuksesan. Sebaliknya, jika
masyarakat Bekasi tidak menggakkan kedisiplinan dalam menjalankan peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan maka secara perlahan kita semua akan menanti munculnya
kegagalan atau kehancuran sebuah pemerintahan atau lingkup organisasi
kemasyarakatan lainnya.
Sebenarnya, apa sih keuntungan bagi masyarakat Bekasi yang disiplin itu?
Diantaranya adalah timbul
rasa percaya diri, merasa tenang, selalu efektif dalam segala hal dll.
Sebaliknya , semua masyarakat yang tidak disiplin akan memperoleh banyak keraguan
dan kekecewaan, misalnya pejabat yang tidak disiplin dalam kerjanya tidak akan
mendapat nilai kerja yang memuaskan atau dirasakan oleh masyarakatnya.
Salah satu sikap disiplin
yang paling utama adalah disiplin waktu, semua ibadah dalam islam berkaitan
dengan waktu contohnya puasa walaupun sangat lapar dan haus tetap tidak boleh
makan dan minum apabila belum tiba waktunya.
Kita semua sebagai
masyarakat Bekasi akan selalu beruntung apabila senantiasa bisa menggunakan
waktu untuk berbuat kebaikan. Dan sebaliknya Kita semua sebagai masyarakat
Bekasi akan sangat rugi apabila dalam hidupnya hanya menyia-nyiakan waktu untuk
hal yang tidak bermanfaat sepeti dalam firman Allah dalam surat Al Asr yang
artinya: (1) Demi waktu (2) sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian (3)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Sikap disiplin harus
dilakukan dalam setiap kegiatan terutama ketika beribadah karna ketika ibadah
sudah kita lakukan dengan disiplin maka dalam hidup sehari-haripun akan tebiasa
disiplin.
Dari contoh yang ada sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat dari sikap tidak disiplin pada diri bukan
hanya pada yang terjadi pada diri sendiri, namun juga dapat berpengaruh
terhadap orang lain/ masyarakat Bekasi, seperti: rasa percaya diri yang menjadi
rendah dan sulit untuk merubah diri karena seorang ”atasan kerja/ pejabat”
mencontohkan tidak disiplin.
Peran keluarga juga sangat
penting dan dibutuhkan dalam membentuk disiplin anak atau bahkan
tetangga-tetangga sekitar.
Dari uraian di atas,
benarkah kita akan menunggu kehancuran Kabupaten Bekasi dalam ketidak
disiplinan?
Berikut ini sebagian contoh-contoh
atau fakta yang ada di masyarakat Bekasi:
Dalam hal perhubungan:
-
Sudah mulai tidak
adanya kedispilnan/ ketegasan dalam berkendara, seperti sudah terbiasanya para
pelajar mengemudikan semua kendaraan bermotor di jalan raya baik yang tipe
standar hingga ber “CC” besar, baik SMA bahkan hingga anak-anak SD.
-
Beberapa pasal untuk
transportasi khusus yang dilarang masuk Kota atau daerah tertentu namun
sekarang sudah bebas.
-
Kepedulian aparat
yang tidak seperti dulu selalu mengutamakan kepentingan bersama. Begitu juga
sebaliknya, karena kedisiplinan pelanggar sudah tidak ada, maka aparat pun
menjadi lawan secara tidak langsung maupun secara langsung.
-
Dan masih banyak lagi
yang dari tahun ke tahun, tidak pernah adanya keseriusan pengaturan angkutan
umum. Dsb.
Dalam Birokrasi pemerintahan
kecil:
-
Adanya tindak
pelanggaran “tembak” identitas secara instant untuk pendatang
-
Kepengurusan
surat-surat tanah di tingkat kelurahan
-
Dsb.
Dalam kebersihan ruang tata Kota
atau Kabupaten:
-
Penataan banner –banner
perumahan dan lain sebagainya yang berukuran besar dan menjadikan pemandangan
yang buruk.
-
Pengelolaan
perparkiran
-
Dsb.
Dalam hal pekerjaan umum:
-
Masih banyak
jalan-jalan yang diberikan “proyeknya” kepada pemborong/ kontraktor-kontraktor
bodong, sehingga banyak anggaran pembangunan jalan yang “disunat”.
-
Dsb.
Dalam hal ketertiban:
-
Masih banyak terjadi
premanisme
-
Masih banyak
pembangunan-pembangunan usaha dengan surat/ ijin “bodong”.
-
Dsb.
Dan masih banyak lagi
pelanggaran-pelanggaran disiplin kemasyarakatan yang dilanggar. Dan bila hal ini
meningkat tajam di tahun 2013, berarti pemilihan para tokoh/ pejabat merupakan
salah satu faktor pemilihan yang salah atau dengan kata lain telah
terjadi “money politic” dimasa lalunya, karena saat ini tidak terlihatnya
kemampuan/ skill politik dari figur pemerintahan daerah yang terpilih.
Untuk ini semua, mari
kita mulai membangkitkan kembali semangat disiplin masyarakat Bekasi sebelum
kehancuran dan kegagalan sistem pemerintahan berlangsung. Ingat, karena Kabupaten
Bekasi mempunyai karakteristik masyarakatnya yang heterogen (terdiri dari
orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa) maka untuk menjadikan
Kabupaten Bekasi berwibawa hingga ke pemerintahan terkecil di masyarakatnya,
Disiplinlah, kunci dari pengikat perbedaan itu semua!
0 komentar:
Posting Komentar