MENCEGAH KORBAN DBD DENGAN PELAKSANAAN FOGGING
Untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di KTW Taman Flora Kelurahan Bahagia, RW 047 mempunyai kegiatan rutin tentang Fogging yang dilakukan 2 kali dalam setahun.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Pada tahun sebelumnya memang pernah ada indikasi korban/ penderita DBD yang dirawat di rumah sakit. Agar penyebaran tidak meluas, maka inisiatif warga mengambil langkah cepat dengan pelaksanaan fogging. Memang sebelum melakukan fogging, warga Taman Flora beberapa minggu sebelumnya telah melakukan kerja bhakti massal untuk membersihkan bila ada jentik-jentik nyamuk di antara genangan air atau diantara tumpukan barang-barang rumah tangga yang rusak.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Data sebelumnya, pada laporan masing-masing RT hanya terdapat beberapa orang saja yang terkena kasus DBD itupun tidak sampai pada tingkat keparahan yang ditakutkan, semuanya bisa tertolong dan tidak ada korban jiwa. Diharapkan, penyakit DBD bisa ditangani dan tak akan terjadi lagi di wilayah Taman Flora.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Fogging pada awalnya adalah salah satu tindakan untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti, dengan menggunakan bahan kimia yang berfungsi sebagai insektisida bernama Malathion yang kadang dicampur dengan minyak tanah/ solar, diharapkan dapat membunuh nyamuk pembawa virus demam berdarah ini.
Memang sebenarnya Fogging kurang efektif, karena Malathion hanya dapat membunuh nyamuk dewasa saja, dan seperti daur hidupnya, jentik/ telur nyamuk ini dalam waktu 6-8 jam akan berubah menjadi nyamuk dewasa.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Namun, pencegahan dengan cara fogging ini sudah sangat berarti walau hanya memberantas nyamuk beberapa persennya saja.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Dampak yang terjadi dari fogging itu sendiri pada manusia adalah manusia yang menghirup asapnya secara berlebihan bisa mengalami keracunan yang bisa mengakibatkan kematian. Pada tahun 1976 di Pakistan, pernah dilakukan fogging massal untuk memberantas malaria. Akibat fogging tersebut dilaporkan lima orang meninggal dan 2800 orang keracunan. Dari Jurnal Epidemiolgy tahun 1992 juga diteliti mengenai hubungan antara paparan Malathion dengan kejadian kelainan gastrointestinal (saluran cerna), dan ternyata ditemukan bahwa wanita hamil yang terpapar malathion mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar anaknya menderita kelainan gastrointestinal.
Masalah lain yang juga pernah diteliti adalah paparan terhadap malathion ini mengakibatkan Leukemia pada anak-anak, Aplastik anemia, Gagal ginjal, Defek pada bayi baru lahir, kerusakan gen dan kromosom, kerusakan paru dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Malathion juga diduga mempunyai peran terhadap 28 gangguan, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Fogging juga berdampak buruk bagi keseimbangan ekosistem.
Namun penggunaan insektisida (untuk memberantas`n nyamuk aedes aegypti) yang kurang terkendali akan berakibat terjadinya resistensi pada nyamuk. Menurut World Health Organization (WHO), pengertian resistensi adalah berkembangnya kemampuan toleransi suatu spesies serangga terhadap dosis toksik insektisida yang mematikan sebagian besar populasi. Secara prinsip mekanisme resistensi ini akan mencegah insektisida berikatan dengan titik targetnya atau tubuh serangga menjadi mampu untuk mengurai bahan aktif insektisida sebelum sampai pada titik sasaran. Sedangkan jenis atau tingkatan resistensi itu sendiri meliputi tahap rentan, toleran baru kemudian tahap resisten. Beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme resistensi insektisida pada aedes aegypti ini, antara lain :
· Faktor genetic. Faktor ini tergantung pada keberadaan gen resisten yang mampu mengkode pembentukan enzim tertentu dalam tubun nyamuk. Enzim inih akan menetralisir keberadaan insektisida (misalnya enzim esterase).
· Faktor biologis yaitu kecepatan regenerasi nyamuk aedes aegypti. Kemampuan beradaptasi terhadap tekanan alam seperti pemberian insektisida dan didukung kecepatan regenerasi yang tinggi menyebabkan nyamuk cepat menurunkan generasi yang resisten.
· Faktor operasional meliputi bahan kimia yang digunakan, cara aplikasi, frekuensi, dosis dan lama pemakaian.
Laju perkembangan resistensi sangat dipengaruhi oleh tingkat tekanan seleksi yang diterima oleh suatu populasi nyamuk Aedes aegypti Pada kondisi yang sama populasi yang menerima tekanan yang lebih keras akan berkembang menjadi populasi yang resisten dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan populasi yang menerima tekanan seleksi lebih lemah.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Resistensi Aedes?
Pada dasarnya mekanisme resistensi insektisida pada serangga dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama terjadi peningkatan detoksifikasi insektisida, sehingga insektisida menjadi tidak beracun (hal ini disebabkan pengaruh kerja enzim tertentu). Kemudian terjadi penurunan kepekaan titik target insektisida pada tubuh,. Tahap selanjut terjadi penurunan laju penetrasi insektisida melalui kulit, sehingga menghambat masuknya bahan aktif insektisida dan meningkatkan enzim detoksifikasi.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Untuk menilai dan mengukur tingkat resistensi vektor aedes aegypti ini dapat dilakukan dengan melakukan uji susceptibility. Pengujian ini digunakan untuk menguji resistensi nyamuk terhadap insektisida. Uji ini menggunakan dosis insektisida sesuai standard WHO. Secara garis besar metode penilaian uji, dilakukan dengan menghitung jumlah nyamuk yang mati setelah terpapar insektisida. Sesuai standar ini, terdapat tiga jenis kategori pembacaan yaitu rentan jika jumlah kematian lebih dari 98%, toleran jika jumlah kematian antara 80%-98% dan resisten jika kematian kurang dari 80%.
Untuk menilai dan mengukur tingkat resistensi vektor aedes aegypti ini dapat dilakukan dengan melakukan uji susceptibility. Pengujian ini digunakan untuk menguji resistensi nyamuk terhadap insektisida. Uji ini menggunakan dosis insektisida sesuai standard WHO. Secara garis besar metode penilaian uji, dilakukan dengan menghitung jumlah nyamuk yang mati setelah terpapar insektisida. Sesuai standar ini, terdapat tiga jenis kategori pembacaan yaitu rentan jika jumlah kematian lebih dari 98%, toleran jika jumlah kematian antara 80%-98% dan resisten jika kematian kurang dari 80%.
ktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Lalu bagaimana cara yang baik dan aman buat membunuh nyamuk aedes aegypti?
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Sktwtamanflora.blogspot.com___________________________________
Sumber: cari-cari (Browsing)
Sumber: cari-cari (Browsing)
0 komentar:
Posting Komentar